17 Dec 2010

wiseman said

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
BISMILLAHIRRAHMAANI RRAHIIM
Buat Yang Udah Nikah, Mau Nikah, Punya Niat Untuk Nikah
Sebarkan kepada orang2 yang anda kenal....... .mudah2an bermanfaat.
Bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan berumah tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah
bertengkar dengan isteri saya !" Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum beristeri, atau ia tengah berdusta.

Yang jelas kita perlu menikmati saat-saat bertengkar itu, sebagaimana lebih menikmati lagi saat saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah keadaan diskusi, hanya sajadihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi.

Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk hikmah,betapa tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang
terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat
dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental,
lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.

Tulisan ini murni non politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa
membacanya.

Bacalah dengan sabar, lalu renungi dengan baik, setelah
itu...terapkan dalam keseharian kita.......setuju ??

.....Suatu ketika seseorang berbincang dengan orang yang akan menjadi
teman hidupnya, dan salah satunya bertanya; apakah ia bersedia
berbagi masa depan dengannya,dan jawabannya tepat seperti yang
diharap.Mereka mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga
ke depan.Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus
dilakukan kala mereka bertengkar. Dari beberapa perbincangan hingga
waktu yang mematangkannya, tibalah mereka pada sebuah Memorandum of
Understanding, bahwa kalaupun harus bertengkar, maka :

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah
Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim
sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika ia marah dan saya mau menyela, segera ia berkata "STOP" ini giliran saya ! Saya harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : "kamu makin cantik kalau marah,makin
energik ..."

Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah
menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang
dikasihi... "duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu
menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu ...."
Demikian juga kalau pas kena giliran saya "yang olah raga otot muka", saya menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah sama siapa siapa kecuali pada isteri saya :)

Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah.
pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada
sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain
marah :)

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa (maksudnya masa lalu kita)

Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab
masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah.

Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan
terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita
perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah sedemikian mahal dibangunnya.

Kalau saya terlambat pulang dan ia marah,maka kemarahan atas keterlambatan itu sekeras apapun kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu,awal bulan kemarin dan dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh.

Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula),
sepedas apapun saya marah,maka itu adalah "harapan ingin disayangi
lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin
dan tiga hari lewat,plus tuduhan "Sudah tidak suka lagi ya dengan saya", maka saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya.

Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah ... OK, marahlah
tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik hari ini .....

3. Kalau marah jangan bawa-bawa keluarga
Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa masa, tapi saya dengan
ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung kesalahan fihak lain (QS.53:38-40) .

Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi
kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia,
semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke
kancah "awal cinta yang panas ini".

Kata ayah saya : "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu
banyak".

Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma'afnya dari
pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..". Dunia
sudah diambang pertempuran, tidak usyah ditambah tambah dengan memusuhi mertua!

4.Kalau marah jangan di depan anak-anak

Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan
kebencian.

Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka
harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua
nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana
ibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya.

Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :
* Ibu : "Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak,
dan kamu datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!"
* Bapak : "Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini kuda ????!!!!
* Anak : "...... Yaaa ...ibu saya babu, bapak saya kuda .... terus
saya ini apa ?"

Kita harus berani berkata : "Hentikan pertengkaran !" ketika anak
datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan.
Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata bahasa hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat

Pada setiap tahiyyat dalam shalat kita berkata : "Assalaa-
mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissh oliihiin" Ya Allah damai atas kami, demikian juga atas hamba hambamu yg sholeh ....
Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap
isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai Nya, padahal
nyawamu ditangan Nya.

OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti
lho itu janji dengan Ilahi .... Marahlah habis shubuh, tapi jangan
lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya sebatas....? ?? Nnngg .. Ah kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya memang tidak bertengkar ... :)

6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema'afkan

Tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah
"proses belajar untuk mencintai lebih intens" Ternyata ada yang masih
setia dengan kita walau telah kita maki-maki.

Ini saja, semoga bermanfa'at, "Dengan ucapan syahadat itu berarti
kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi".

*Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia
pintar tapi bodoh*

Life is like a onion


Life is like a onionA gift for those who have been married: Hopefully grateful for the life of marriage --------------------------------------- ----------Towards the break of a training course, the teacher invites the participants to make a game. "Who is the most important person in your life?" Teachers call in a participant come to the front the class. "Please write the 20 names who are closest to your current life" participants she does write 20 names on the board. There is a name neighbors, friends work together, relatives, loved ones and others. Then the teachers were invited to choose, by crossing out one name that is considered unimportant.Then the girl was crossing out one name, a neighbor. Furthermore, teachers were invited again siswinya cross out one name remains, and it punmelakukannya student, now he crossed out the name of a friend sekantornya. And so on. Until finally on the board only the remaining three names. The name of her parents, husband's name and the name of his son.In the classroom suddenly felt so lonely. All participants of training his eyes to the teacher. Guessing what the next will be said by the teacher's. Or, finish was nothing else should be selected.But in the silence of the classroom the teacher said, "Strike one!" With a slow and somewhat hesitant student took a marker and cross out one name. The name of his parents. "Please scratch another one!" It seemed girl lost in this game. He was restless. He raised it high spidolnya and cross out the name of the top he wrote earlier. The name of his son. Instantly rose sobs broke out in the classroom. After a few quiet atmosphere, teachers were then asked, "You dear man is not a parent and your child? Parents who give birth and raise you. You who gave birth to a child. Moderate husband could find it again. Why did you choose the figure of the husband as the most important and subtle? "All eyes on girls who were still in front of the class. Waiting to see what was going to say. "Time will pass, parents will leave me. Child shall this. If he had grown up and married, she would leave me too. What really could accompany me in this life is my husband ."....... ..................................... Life is like an onion. When the peeled layer by layer, will be exhausted. And sometimes we are made to cry.


by: badrut ap

16 Dec 2010

sesuatu yang perlu di contoh


Apakah Anda sering mendengar orang-orang yang mengatakan 

"saya tidak sanggup"
"saya tidak bisa"
"saya orang miskin, tidak mungkin bisa keluar negeri"
"saya hanya tamatan SD, bisa bertahan hidup saja sudah cukup" 
"mau beli mobil, mimpi kali ya?"
"mimpi jangan tinggi-tinggi, kalau jatuh sakit"
"hidup mengalir saja, nggak usah aneh-aneh"
dan lain-lain.

Bila kita perhatikan, ada banyak sekali orang di sekitar kita, yang
dulunya mereka bukan siapa-siapa, tetapi dalam beberapa tahun kedepan
mereka menjadi orang yang sangat luar biasa, orang yang sukses.
Seperti Andrie Wongso misalnya, orang yang tidak tamat SD tapi bisa
menjadi motivator yang sukses. Atau Tukul Arwana, yang sekarang lagi
ngetop sebagai pembawa acara Empat Mata di Trans 7.

Pernahkah Anda berpikir, mengapa mereka bisa sedangkan banyak orang
lain yang tidak bisa? Sebenarnya, apa yang membedakan mereka yang
sukses dan mereka yang tidak sukses?

Saya pernah membaca buku Berpikir dan Berjiwa Besar karangan David
J.S, ada satu kalimat dalam buku itu yang mengatakan, "Jika Anda
percaya Anda bisa, maka Anda pasti bisa". Apa maksudnya?

Sebenarnya kemampuan manusia itu tidak terbatas. Yang membatasi
kemampuan manusia adalah pikiran manusia itu sendiri. Jika pikiran
Anda mengatakan Anda tidak sanggup, maka Anda tidak akan sanggup. Tapi
jika pikiran Anda mengatakan Anda bisa, maka Anda pasti bisa.

Segala sesuatu berawal dari pikiran. Manusia selalu berpikir dulu baru
bertindak. Jika belum apa-apa pikiran Anda mengatakan tidak sanggup,
itu berarti Anda membatasi kemampuan Anda. Ingat, apapun latar
belakang Anda, siapapun Anda saat ini, tidak akan mempengaruhi masa
depan Anda.

Jadi jangan takut untuk berpikir besar. Karena jika Anda berpikir
besar, maka Anda akan mendapatkan sesuatu yang besar. Jangan batasi
pikiran Anda, yakinlah bahwa kemampuan Anda tidak terbatas.

Bebaskan pikiran Anda!

Badrut Anggara Putra.....